Sunday, April 18, 2010

Tidak Beracun, Produk Organik Memberi Nilai Kesehatan



Produk organik memberi nilai kesehatan bagi konsumennya karena tidak beracun. Melalui proses yang ramah lingkungan atau organis, produk organik tidak mengandung pestisida yang beracun.

“Organis adalah cara hidup yang menghargai keseimbangan dan fungsi makhluk hidup, tidak egois, jujur, berkeadilan,” jelas Heri Tabadepu, Manajer Proyek Konservasi Berbasis Masyarakat Gunung Halimun Salak dari Peka Indonesia saat Talkshow “Healthy Life Trend” yang diselenggarakan Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Kamis (4/6/09).


Dalam praktik pertanian organis, menurut Heri, lahan tidak tercemar oleh bahan-bahan sintetis seperti pupuk, pestisida, air tercemar, dan telah mengalami konversi. Menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan (pupuk organik, pestisida nabati). Mengalami olah tanah yang minimum, bermacam keanekaragaman hayati masih bisa hidup, benih bebas rekayasa genetik. Pengendalian hama dan penyakit dengan rotasi tanam, mekanis dan selektif.

Sebaliknya praktik pertanian konvensional menurutnya, lahan mengandung unsur kimia sintetis karena menggunakan pupuk dan pestisida sintetis, mengalami olah tanah yang intensif, pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida kimia, targetnya mematikan, bahkan seringkali salah sasaran.

Untuk itu menurut Heri, sebagai konsumen produk organik, selain mendapatkan nilai kesehatan, juga turut serta dalam melestarikan lingkungan hidup yang pada 5 Juni selalu diperingati, salah satunya dengan mengadakan acara talkshow tersebut oleh rumah sakit yang telah mencanangkan diri sebagai Green Hospital tersebut.

Selain itu juga membantu petani lokal yang notabene masyarakat Indonesia sendiri, membangun komunikasi antara konsumen, produsen dan pedagang organik serta belanja di komunitas.

Di saat yang sama menurut Bibong Widyarti sebagai konsumen produk organik, dengan belanja di komunitas, juga bisa lebih berhemat dengan mendapatkan harga yang lebih terjangkau.

Untuk memilih produk organik secara aman, pemilik Rumah Organik (wadah perkumpulan konsumen organik) tersebut mengatakan, dapat melihat tabel yang berisi kandungan, kadaluarsa dan ijin.  Lalu melalui sertifikat, penjaminan yang dapat dipercaya atau penjaminan langsung dari petani.

Selanjutnya menurutnya, untuk mendapatkan produk organik secara tepat juga dapat dengan cara menentukan petani yang konsumen percaya, memilih produk yang sedang musim, mencuci bersih produk sayur dan buah organik serta melakukan penanaman di pekarangan sendiri.

Dengan memilih produk organik dalam memenuhi kebutuhan pangannya, ibu dua orang anak ini pun sepakat mendapatkan produk yang sehat bagi kesehatan tubuh, lebih tinggi nutrisi, lebih renyah, manis, bebas residu pestisida, ramah lingkungan, bernilai sosial budaya karena menghargai hasil petani lokal bersama kearifan lokalnya, serta ekonomi.

Menurut Imron sebagai petani organik, praktik pertanian organik dilakukan secara hati-hati. Dalam areal lahan seluas 20 hektar yang dimiliki Kebunku, tempat Imron berproduksi, pertanian organik meliputi bermacam kegiatan seperti bertani, beternak dan pembuatan kompos. Pemanfaatannya secara berkesinambungan dan terintegrasi satu dengan lainnya.

Kotoran sapi dan kambing diolah menjadi pupuk yang bisa menyuburkan lahan pertanian selain bisa dimanfaatkan dagingnya. Hasil pertanian berupa sayuran juga bisa dipilah sehingga bermanfaat sebagai pakan ternak tersebut. Pola tanam yang ramah lingkungan juga bermanfaat dalam keseimbangan lingkungan hidup di sekitarnya.

“Bahkan dalam olah tanah dan penanaman tidak menggunakan cangkul melainkan dengan garpu alami alias tangan sendiri,” kelakarnya saat menjelaskan pengalamannya di depan peserta talkshow.

Lahan pertanian yang berwujud gundukan-gundukan tanah dibiarkan saja sebelum ditanami. Lalu ditanami dengan jenis yang berbeda dari sebelumnya. Dalam satu gundukan bisa berisi bermacam tanaman sayur. Hal ini bermanfaat untuk mencegah penyebaran hama. Dengan pertanian organik yang menggunakan pestisida alami juga aman bagi kesehatan dan lingkungan hidup sekitarnya.

Pestisida kimia menurut Dr. Phaidon Toruan, MM, Ketua Bidang Olah Raga tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia. Terutama bagi diet konsumen yang dianjurkannya makan makanan mentah yang sehat seperti organik.

Dengan menghindari makanan toksik yang berpestisida juga bisa membantu mencegah kegemukan selain dengan menjaga pola konsumsi secara keseluruhan. Seperti merubah pangan sumber karbohidrat dari beras putih ke beras merah, tidak makan makanan yang digoreng serta melakukan aktifitas aerobik.

Ani Purwati - 04 Jun 2009
(beritabumi.or.id)

No comments:

Post a Comment