Friday, October 30, 2009

Produk Organik vs Produk Non Organik

Produk Organik vs Produk Non Organik


Seiring dengan tren organik yang sedang mengemuka, produk pangan organik seperti sayuran, bebuahan, produk hewani seperti daging sapi, ayam, telur, susu, dan lain-lain juga semakin menjamur bagai cendawan di musim hujan. Umumnya, produk organik akan diberi label sertifikasi, untuk membedakannya dari produk nonorganik.

Sedangkan, produsen organik bebuahan dan sayuran, jarang yang mencantumkan label sertifikasi. Ini karena, produk-produk ini sudah dipesan terlebih dulu oleh sejumlah konsumen yang menganut pola hidup organik kebanyakan ekspatriat dan pengelola pemukiman bagi orang ekspatriat yang mayoritas sudah menerapkan pola hidup sehat.

Meski demikian, label organik, tidak menjamin bahwa produk tersebut benar-benar bebas dari bahan kimia. Sebab, ada  juga produsen tanaman organik yang meski tidak menggunakan bahan kimia baik untuk pupuk maupun pengendalian hama dalam proses produksi, tapi menggunakan biji atau bibit tanaman hasil rekayasa genetika. Atau, ada juga produsen beras organik, meski tidak menggunakana bahan kimia selama proses menanam, menggunakan zat pemutih untuk produknya.

Produk organik tak melulu bahan pangan, tapi juga mencakup produk-produk lain seperti produk pembersih dan produk kosmetika. Sama seperti produk organik lainnya, produk pembersih dan kosmetika juga dilabeli sertifikat organik.  Penggunaan produk organik seperti sabun cuci organik, tidak hanya aman bagi pengguna tapi juga bermanfaat untuk daya tahan mesin cuci. Ya, penggunaan pelembut untuk pakaian, berbahaya bagi kesehatan kulit. Ini karena, pelembut pakaian mengandung bahan kimia yang tidak boleh disentuh langsung oleh kulit manusia. Dengan menggunakan sabun cuci organik, Anda tidak perlu lagi menggelontorkan pelembut pakaian. Sedangkan, pemakaian kosmetik nonorganik dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan kerusakan pada kulit.

Menyoal produk hewani organik, tidak seperti produk nonorganik, hewan ini tidak akan disembelih sebelum cukup usianya. Begitu pula dengan produk susu organik. Sapi perahan tidak akan terus-menerus dipaksa untuk berproduksi. Jika sapi terus-menerus berproduksi, maka kalsium dalam tubuh binatang itu akan berkurang dengan hebat. Akibatnya, sapi rentan terhadap serangan tulang, dan usianya pun menjadi singkat. Karena itu, produk hewani organik, seringkali sulit ditemui di pasaran. Ini berarti, pola hidup organik memberi kontribusi terhadap keseimbangan alam.

Dalam memproses produk hewan organik, hewan ternak diberi asupan yang terbuat dari bahan-bahan alami, yang berasal dari sumber-sumber nabati: rumput, dedak, biji-bjian, dan kacang-kacangan. Hewan ternak ini juga tidak diinjeksi dengan pelbagai hormon seperti hormon untuk menggemukkan. Dengan teknik ini, hewan ternak terlindungi dari resiko terkena penyakit sapi gila, penyakit mulut, dan kuku.

Sumber : http://www.glministry.com/?p=408

No comments:

Post a Comment